Rabu, 29 Februari 2012

kehamilan dan 58 APN

KEHAMILAN

2.1.Pengertian Kehamilan

-Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi (bertemunya sel telur dengansperma) dan berakhir dengan permulaan persalinan.-Kehamilan (graviditas) dimulai dengan konsepsi (pembuahan) dan berakhir denagn permulaan persalinan. (Obstetri Fisiologi 1983 : 3).-Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine(dalam kandungan) dimulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.

2.2.Proses Kehamilan (Fisiologi Kehamilan)

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yangterdiri :2.2.1.Ovulasi pelepasan ovumOvulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistemhormonal yang kompleks.Jumlah ogonium pada wanita :

• BBL: 750.000

•Umur 6-15 tahun : 439.000

•Umur 16 – 25 tahun: 159.000

•Umur 26 – 35 tahun: 59.000

•Umur 36 – 45 tahun : 34.000

•Menopause : Menghilang2.2.2.Terjadi migrasi spermatozoa dan ovumProses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks.

•Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus

•Menjadi spermatosit pertama

•Menjadi spermatosit kedua

•Menjadi spermatid

•Akhirnya spermatozoaBentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas :

•Kepala : lajang sedikit gepeng yang mengandung inti

•Leher: penghubung antara kepala dan ekor

•Ekor: panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energisehingga dapat bergerak.2.2.3.Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zygotPertemuan inti ovum dan inti spermatozoa disebut konsepsi ataufertilisasi dan membentuk zygot. Proses konsepsi berlangsung sebagai berikut :a.Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh koronaradiata, yang mengandung persediaan nutrisi. b.Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengahsitoplasma yang disebut vitellus.c.Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan divitellus, melalui saluran pada zona pelusida.d.Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, karena ;

•Merupakan tempat yang paling luas

•Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia

•Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampulla tuba.e.Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam

•Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalisdengan kekuatan sendiri

•Dalam cavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasansebagian dari “Liproteinnya” sehingga mampu mengadakanfertilisasi.

•Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba

•Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna.

Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahiserta mengikis karena radiata dan zona pelusida dengan prosesenzimatik : hialuronidase.

•Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum.

Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum, ekornyalepas dan tertinggal di luar.

Kedua intiovum dan inti spermatozoa bertemu denganmembentu zygot.

2.2.4.Terjadi nidasi (implantasi) pada uterusDengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma “Vitellus”membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalamkeadaan “metasase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleus-nya menjadi“haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid salingmendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.

2.2.5.Pembentukan placentaBagian desidua yang tidak dihancurkan membagi placenta menjadisekitar 15 sampai 20 kotiledon maternal. Sedangkan dari sudut fetus,maka plasenta akan dibagi menjadi sekitar 200 kotiledor fetus. Setiap,kotiledon fetus terus bercabang dan mengambang ditengah alirandarah untuk menjalankan fungsinya memberikan nutrisi, pertumbuhandan perkembangan janin dalam rahim ibu. Darah ibu dan janin tidak berhubungan langsung dan dipisahkan oleh lapisan trofoblas, dinding pembuluh darah janin. Fungsinya dilakukan berdasarkan sistemosmotik dan enzimatis serta pinositosis. Situasi placenta demikiandisebut sistem placenta hemokorial.

2.3.Tanda dan Gejala Kehamilan

2.3.1.Gejala kehamilan tidak pasti1.Amenore (tidak mendapat haid)2.Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morningsickness.3.Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)4.Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus olehhormon steroid5.Sering kencing6.Pusing, pingsan dan mudah muntahPingsan sering ditemukan bila berada ditempat ramai pada bulan- bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.7.Anoreksia (tidak ada nafsu makan)2.3.2.Tanda kehamilan tidak pasti1.Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih2.Leukore, sekret serviks meningkat karena pegnaruh peningkatanhormon progesteron3.Epalis (hypertrofi papila gingiva), sering terjadi pada TM Ikehamilan4.Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron yangmerangsang daktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadilebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.5.Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.6.Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,80

C7.Perubahan organ-organ dalam pelvix :a.Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6 b.Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaanc.Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar